loading...
Bola api itu merobek langit Semenanjung Kamchatka Rusia pada 18 Desember dan melepaskan energi yang setara dengan 173 kiloton TNT. Itu adalah ledakan udara terbesar sejak meteor lain meluncur ke atmosfer di atas Chelyabinsk, di barat daya Rusia, enam tahun lalu, dan terbesar kedua dalam 30 tahun terakhir.
Tidak seperti meteor yang meledak di atas Chelyabinsk, yang terekam CCTV, ponsel dan kamera dasbor mobil, kedatangan meteor pada Desember 2018 lalu tidak diketahui pada saat itu karena meledak di lokasi terpencil.
Baca Juga:
National Aeronautics and Space Administration (NASA) Amerika Serikat (AS) menerima informasi tentang ledakan tersebut dari angkatan udara AS setelah satelit militer mendeteksi cahaya inframerah dari bola api pada bulan Desember.
Lindley Johnson, seorang perwira pertahanan planet di NASA, mengatakan kepada BBC, yang dikutip Selasa (19/3/2019), bahwa ledakan sebesar ini diperkirakan hanya dua atau tiga kali seabad.
Analisis badan antariksa menunjukkan bahwa meteor itu, mungkin selebar beberapa meter, melesat ke atmosfer Bumi pada kecepatan 72.000 mph dan meledak pada ketinggian 16 mil. Manajer program pengamatan objek dekat Bumi NASA, Kelly Fast, yang berbicara pada konferensi di konferensi Lunar and Planetary Science ke-50 di dekat Houston, mengatakan bahwa ledakan itu melepaskan sekitar 40 persen energi di Chelyabinsk.
Sejak peristiwa itu terungkap, para peneliti meteor telah meminta maskapai penerbangan untuk melihat bola api yang mendekati rute yang digunakan oleh maskapai komersial yang terbang antara Amerika Utara dan Asia.
Peter Brown, spesialis meteor di Western University di Kanada, melihat ledakan itu secara independen dalam pengukuran yang dilakukan oleh stasiun pemantauan global. Ledakan meninggalkan jejaknya dalam data yang direkam oleh jaringan sensor yang mendeteksi infrasonik, yang memiliki frekuensi terlalu rendah untuk didengar oleh telinga manusia. Jaringan itu didirikan untuk mendeteksi tes bom nuklir rahasia.
Peristiwa di atas Laut Bering adalah pengingat lain bahwa meskipun ada upaya untuk mengidentifikasi dan melacak batuan ruang angkasa yang bisa menimbulkan ancaman bagi Bumi, meteor yang cukup besar masih bisa muncul tanpa peringatan. NASA sedang bekerja untuk mengidentifikasi 90 persen asteroid yang mendekati Bumi pada tahun 2020, yang ukurannya lebih besar dari 140 meter.
https://international.sindonews.com/read/1388256/41/meteor-sedahsyat-10-kali-bom-hiroshima-meledak-di-atmosfer-1553008391
2019-03-19 15:13:00Z
52781519534869
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Meteor Sedahsyat 10 Kali Bom Hiroshima Meledak di Atmosfer - SINDOnews.com"
Post a Comment