KOMPAS.com - "Hubble" merupakan teleskop antariksa pertama yang diluncurkan lembaga antariksa Amerika Serikat, NASA, ke orbit bumi.
Peluncuran teleskop ini membantu ilmuwan untuk mengetahui banyak hal mengenai antariksa.
Selain mampu memberikan gambar yang jelas mengenai tata surya, keberadaan Hubble dinilai melebihi ekspektasi manusia karena berhasil mengabadikan banyak momentum.
Berikut sejumlah fakta menarik soal Hubble:
1. Namanya diambil dari astronom terkenal
Edwin Hubble merupakan astronom terkenal Amerika Serikat yang telah membantu pandangan ilmuwan mengenai alam semesta dan galaksi.
Dia juga penemu humum hubble, sebuah hukum astonomi yang menyebutkan bahwa pergeseran merah dari cahaya yang berasal dari galaksi sebanding dengan jarak sebenarnya.
Ketika bekerja di Observatorium Mount Wilson pada 1923, Hubble menyatakan bahwa Andromeda yang dianggap sebagai nebula adalah galaksi terpisah yang berjarak ratusan ribu tahun cahaya dari Bima Sakti.
Edwin Hubble juga orang yang ada di balik penemuan terobosan baru pada 1929, ketika dia membantu membatalkan teori "alam semesta statis".
Melalui HUbble, ditemukan bukti bahwa galaksi bergerak menjauh satu sama lain dengan kecepatan konstan.
Hubble meninggal pada 1953, tetapi teleskop yang menyandang namanya telah mengonfirmasi dan menyempurnakan banyak teorinya.
2. Teleskop terencana beberapa tahun sebelumnya
Perencanaan teleskop Hubble telah dimulai sejak 1946, 10 tahun sebelum NASA berdiri. Rencana itu digagas ahli fisika dan astronomi Lyman Spitzer yang menuliskan makalah mengenai manfaat dari observatorium.
Saat itu, ia mengatakan, dibutuhkan teleskop di orbit yang mampu memberikan gambar di langit secara langsung tanpa hambatan dari atmosfer bumi yang mengaburkan gambar yang masuk.
Spitzer kemudian berperan dalam mengembangkan satelit tak berawak yang diluncurkan NASA pada 1966 dan 1972.
Dia juga berperan dalam penciptaan teleskop luar angkasa yang besar dan menunggu realisasi dari pemerintah.
Dengan besarnya biaya yang dibutuhkan untuk proyek ini, akhirnya rencana baru disetujui pada 1977 setelah Kongres AS menyepakati mengalokasikan dana untuk teleskop ini.
3. Peluncuran tertunda oleh kecelakaan Challenger
Awalnya, program Hubble dijadwalkan meluncur pada 1986. Namun, karena pesawat ulang-alik Challenger meledak saat lepas landas, NASA harus mengundur rencana peluncuran Hubble.
Challenger menewaskan tujuh awak dan memberikan tamparan keras bagi NASA. Proyek Hubble akhirnya harus tertunda untuk sementara waktu.
Para ilmuwan memanfaatkan penundaan itu dengan meningkatkan sensitivitas instrumen teleskop dan menyempurnakan perangkatnya.
Akan tetapi, penundaan ini menyebabkan biaya servis dan penyimpanan membengkak.
4. Menghasilkan pememuan yang luar biasa dan hanya gambar hitam putih pertama
Pada 1995, operator Hubble melakukan pengamatan secara detail untuk menguji kualitas gambar setelah perbaikan.
Pengamatan itu dikenal sebagai "Hubble Deep Field" yang mengagetkan dunia.
Hasil pengamatan itu mengungkapkan bahwa bisa melihat sejumlah besar galaksi yang belum pernah dilihat sebelumnya, termasuk beberapa sistem bintang paling jauh yang belum ditemukan.
Para astronom mengulangi percobaan dengan “Ultra Deep Field” tahun 2004.
Sejak itu, mereka telah merilis beberapa gambar yang menggunakan inframerah untuk mengintip ruang angkasa lebih jauh daripada sebelumnya.
Gambar terbaru berisi lebih dari 5.000 galaksi, beberapa di antaranya sejauh 13,2 miliar tahun cahaya.
Selain itu, kamera yang berada di Hubble hanya mengambil foto dalam warna abu-abu sehingga astronom banyak kesalahan dalam menafsirkan objek.
Karena Hubble dapat melihat dalam rentang ultraviolet dan inframerah, para ilmuwan juga sesekali memasukkan warna tambahan dalam gambar untuk memunculkan detail objek.
5. Teknologi Hubble mendeteksi kanker payudara
Seperti banyak program NASA, Hubble menelurkan teknologi "spin-off" yang terbukti bermanfaat di bidang lain.
Salah satu terobosan paling signifikan menyangkut pengamatan Space Telescope Imaging Spectrograph, digunakan Hubble untuk mencari lubang hitam atau black hole.
Peningkatan NASA pada kemampuan deteksi spektograf juga merupakan anugerah bagi para profesional medis, yang menggunakan chip yang mampu mendeteksi dan membedakan tumor ganas atau jinak pada payudara wanita.
6. Semua orang boleh menggunakan Teleskop Hubble
Setiap tahunnya, NASA memberikan kesempatan bagi mereka yang ingin menggunakan layanan teleskop Hubble.
Universitas John Hopkins selalu mengajukan proposal untuk melakukan pengamatan luar angkasa menggunakan Hubble.
Meskipun tak ada batasan yang mendaftar, NASA menyeleksi fasilitas dan instansi yang mendaftar dengan ketat.
Ratusan astonom memberikan informasi terkait hubble dengan menampilkan arsip-arsip foto. Selain itu, pihak universitas terpilih juga bisa mengamati hasil foto dari teleskop ini.
7. Penggantinya direncanakan untuk diluncurkan beberapa tahun ke depan
Lima kali mengalami servis membuat Hubble tetap berjalan melampaui batas hidupnya yang semula hanya 15 tahun. Hingga hari ini, Hubble masih bisa dioperasikan.
Namun, pada 2020, NASA akan meluncurkan teleskop lain untuk mengganti Hubble. Teleskop yang diberi nama James Webb sekarang tengah dalam proses pengembangan dan sekitar 9 miliar dollar dihabiskan untuk misi ini.
Rencananya, James Webb akan ditempatkan pada lebih dari satu juta mil di orbit bumi untuk melihat cakupan tata surya lebih luas.
https://internasional.kompas.com/read/2019/04/25/14231381/berasal-dari-nama-astonom-hingga-pendeteksi-kanker-ini-7-fakta-teleskop?page=all
2019-04-25 07:23:00Z
CBMiigFodHRwczovL2ludGVybmFzaW9uYWwua29tcGFzLmNvbS9yZWFkLzIwMTkvMDQvMjUvMTQyMzEzODEvYmVyYXNhbC1kYXJpLW5hbWEtYXN0b25vbS1oaW5nZ2EtcGVuZGV0ZWtzaS1rYW5rZXItaW5pLTctZmFrdGEtdGVsZXNrb3A_cGFnZT1hbGzSAQA
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Berasal dari Nama Astonom hingga Pendeteksi Kanker, Ini 7 Fakta Teleskop Antariksa Pertama Dunia... Halaman all - KOMPAS.com"
Post a Comment