Dilansir dari Full Moon Phases, Pink Moon muncul setiap bulan April yang identik dengan musim semi. Dalam budaya lain, bulan purnama ini sering disebut Sprouting Grass Moon, Egg Moon, hingga Fish Moon.
Nama Pink Moon berasal dari salah satu bunga musim semi pertama yakni Wild Ground Phlox yang juga dikenal sebagai Moss Phlox karena sifatnya yang menutupi tanah. Bunga-bunga berwarna cerah ini adalah tanaman asli Amerika Utara, dan mereka bermekaran di sekitar bulan purnama yakni di bulan April.
Bumi tidak menerima sinar matahari langsung dan hanya diterangi oleh cahaya matahari redup yang dipantulkan dari Bumi.
Seminggu setelahnya, Bulan bakal berjarak 90 derajat dari Matahari dan manusia yang ada di Bumi diterangi setengah cahaya Matahari yang disebut dengan kuartal pertama karena sekitar seperempat telah mengelilingi Bumi.
Selanjutnya pada Mei, fenomena full moon akan kembali terjadi dan full moon ini disebut Flower Moon.
Sayangnya, fenomena Pink Moon ini tidak akan bisa dilihat di Indonesia. Fenomena ini hanya terjadi di Amerika Serikat. (din/age)
https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20190415115230-199-386448/mengenal-fenomena-pink-moon
2019-04-15 12:08:00Z
CBMiXGh0dHBzOi8vd3d3LmNubmluZG9uZXNpYS5jb20vdGVrbm9sb2dpLzIwMTkwNDE1MTE1MjMwLTE5OS0zODY0NDgvbWVuZ2VuYWwtZmVub21lbmEtcGluay1tb29u0gEA
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Mengenal Fenomena Pink Moon - CNN Indonesia"
Post a Comment