Search

Soal Wisata Halal, Indonesia Perlu Belajar dari Malaysia

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Pariwisata menganggap, wisata halal merupakan portofolio penting bagi pariwisata nasional terutama untuk mencapai target 20 juta wisman dan menjadikan Indonesia sebagai tujuan wisata halal dunia.

Tahun 2019 sendiri Kemenpar menargetkan 5 juta wisman muslim dan 242 juta perjalanan wisnus muslim. Tak hanya itu, Kemenpar juga terus mengebut agar Indonesia mampu menembus peringkat 1 Global Muslim Travel Index (GMTI).

Potensi pasar wisman muslim memang sangat tinggi, pasar ini diperkirakan akan mencapai USD 2,6 triliun pada 2020 atau tumbuh rata-rata 6,3 persen per tahun. Sedangkan pertumbuhan turis muslim diprediksi lebih tinggi lagi, yaitu 9,1 persen per tahun.

Lalu bagaimana stakeholder pariwisata halal menghadapi target yang telah ditetapkan Kemenpar di tahun depan? Ananto Pratikno Ketua DWP Asosiasi Travel Halal Indonesia (ATHIN) Jakarta kepada Liputan6.com beberapa waktu lalu mengatakan, Indonesia masih terus berbenah dari segi aksesibilitas dan infrastruktur wisata halal. Menurutnya untuk membangun aksesibilitas bagi wisatawan muslim agar mudah datang ke Indonesia perlu koordinasi yang intens antara Tim Percepatan Wisata Halal Kemenpar dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

“Aksesibilitas atau konektivitas yang mudah dan nyaman sangat dibutuhkan agar wisatawan mancanegara tertarik mengunjungi destinasi wisata halal Indonesia. Contohnya kemudahan akses jalan dan memperbanyak rute penerbangan ke arah tujuan wisata,” ungkap Ananto.

Let's block ads! (Why?)

https://www.liputan6.com/lifestyle/read/3504317/soal-wisata-halal-indonesia-perlu-belajar-dari-malaysia

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Soal Wisata Halal, Indonesia Perlu Belajar dari Malaysia"

Post a Comment

Powered by Blogger.